Profil Situs Geopark Sumur Jalatunda
Sumber : Rencana Induk geopark Dieng
Sumur Jalatunda yang terletak di Kabupaten Banjarnegara ini terletak di Kecamatan Batur dengan lokasi situs geosite mencakup Desa Bakal, Desa Karangtengah, dan Desa Dieng Kulon. Sumur Jalatunda terletak pada koordinat -7.197158 ° LS, 109.852168° BT. Hingga saat ini, Sumur Jalatunda dikelola oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Banjarnegara. Berdasarkan Draft Raperda RTRW Kabupaten Banjarnegara Tahun 2023-2043, situs Geopark Sumur Jalatunda memiliki arahan pemanfaatan ruang sebagai Hortikultura. Selain itu, terdapat pola ruang Kawasan Permukiman Perdesaan disisi Timur situs Geopark Sumur Jalatunda.
Sumur Jalatunda
Sumber: Pemerintah Kabupaten Banjarnegara (2023)
Dari segi aksesibilitas, akses menuju Sumur Jalatunda dapat diakses melalui Jalan Kolektor Primer (Jalan Arjuna Barat) dengan lebar lima sampai enam meter lalu melalui Jalan Lokal Primer (Jalan Pekasiran). Jalan utama tersebut memiliki kondisi baik dengan perkerasan aspal. Sementara itu, perkerasan jalan menuju geosite berupa paving block di bagian area parkir dan jalan menuju ke area Sumur Jalatunda menggunakan tangga. Sumur Jalatunda dapat dilalui oleh roda empat maupun roda dua. Namun, belum terdapat rute angkutan umum yang melewati situs geopark ini. Simpul transportasi dari pusat kabupaten dan dari pintu masuk kabupaten dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 2.27 Simpul Transportasi Menuju Situs Geopark Sumur Jalatunda
Simpul Transportasi | Jarak |
Pusat Kabupaten Banjarnegara | 41 km |
Pusat Kecamatan Batur | 8,6 km |
Bandara Jendral Soedirman, Purbalingga | 78,1 km |
Bandara Adi Soecipto, Yogyakarta | 124 km |
Bandara, Ahmad Yani, Semarang | 90,1 km |
Bandara YIA, Kulon Progo | 111 km |
Stasiun Besar Purwoketo | 102 km |
Stasiun Tugu, Yogyakarta | 118 km |
Stasiun Semarang Tawang, Semarang | 91,4 km |
Terminal Induk Banjarnegara | 40,4 km |
Terminal Mendolo Wonosobo | 35,1 km |
Sumber: Tim Penyusun (2023)
Kondisi Jalan Utama dan Jalan Menuju Geosite Sumur Jalatunda Sumber: Hasil Survei Pemerintah Kabupaten Banjarnegara (2023)
Sumur Jalatunda ini merupakan sumur raksasa yang memiliki kedalaman 100 meter dengan diameter 90 meter. Ada sebuah mitos dikawasan ini yang dipercaya masyarakat sekitar mengenai salah satu pintu ghaib menuju penguasa laut Selatan. Jika mampu melempar batu hingga ke sisi sebrang, melintas permukaan sumur, maka dipercaya permintaan orang tersebut akan terkabul. Mitos tersebut pula yang menjadi dasar pemberian nama pada sumur ini. ‘Jala’ berarti jaring, sementara ’tunda’ berarti yang belum terlaksana. Jika diartikan, Sumur Jalatunda berarti sumur yang dapat menampung semua permintaan yang selama ini tertunda. Selain itu terdapat makanan atau kuliner yang menjadi khas di sekitar Sumur Jalatunda yaitu Carica, Kentang, Klatak, dan Kacang Dieng.
Atraksi Lokasi Batu Lempar Sumur Jalatunda Sumber: Hasil Survei Pemerintah Kabupaten Banjarnegara (2023)
Untuk biodiversity yang terdapat di Sumur Jalatunda ialah Bunga Pancawarna, Bunga Kalalili, dan Pohon Cemara. Dari sisi perekonomian, pekerjaan masyarakat yang ada di sekitar Sumur Jalatunda ialah bekerja sebagai petani dan pedagang. Masyarakat juga dapat memanfaatkan daerah sekitar Sumur Jalatunda untuk pengembangan pariwisata serta daerah sekitar Sumur Jalatunda menjadi pertanian sayur dan kentang.
(a) Pohon Cemara (b) Bunga Kalili (c) Bunga Pancawarna
Biodiversity Sumur Jalatunda
Sumber: Hasil Survei Pemerintah Kabupaten Banjarnegara (2023)
Fasilitas-fasilitas yang terdapat di Sumur Jalatunda di antaranya terdapat area parkir, pos karcis, toilet, warung makan, dan persewaan batu lempar. Terdapat pula fasilitas umum lainnya yang berada di sekitar Sumur Jalatunda di antaranya ialah penginapan berupa homestay dan villa, tempat perbelanjaan berskala lokal berupa warung, dan fasilitas peribadatan berupa Masjid Roudlotus Solihin. Untuk infrastruktur pendukung yang terdapat di Sumur Jalatunda yaitu listrik yang hanya tersedia di sekitar desa saja, lalu untuk air bersih menggunakan sumber air dari gunung untuk kebutuhan air di toilet, untuk infrastruktur telekomunikasi hanya tersedia di Desa Pekasiran dengan beberapa provider saja yang terlayani, dan terkait persampahan sudah terdapat tempat sampah di setiap sudut lokasi geosite.
(a) Pos Karcis (b) Warung (c) Toilet
Kondisi Fasilitas Sumur Jalatunda Sumber: Hasil Survei Pemerintah Kabupaten Banjarnegara (2023)
(a) Amenitas Penginapan (b) Amenitas Perbelanjaan (c) Amenitas Masjid
Kondisi Amenitas Di Sekitar Sumur Jalatunda Sumber: Hasil Survei Pemerintah Kabupaten Banjarnegara (2023)
(a) Infrastruktur Energi Listrik (b) Infrastruktur Persampahan (c) Infrastruktur Air Bersih
Gambar 2.120 Kondisi Infrastruktur Lainnya Sumur Jalatunda Sumber: Hasil Survei Pemerintah Kabupaten Banjarnegara (2023)
Berdasarkan data kepariwisataan, pada tahun 2023 per bulan Juni terdapat 3.548 wisatawan yang mengunjungi Sumur Jalatunda. Selama delapan tahun terakhir jumlah kunjungan tertinggi terjadi
pada tahun 2017 yaitu sebanyak 14.723 kunjungan. Angka kunjungan tersebut terus menurun setiap tahunnya, hingga puncaknya terjadi pada tahun 2021 yang salah satunya diakibatkan oleh adanya Pandemi Covid-19. Namun, pada tahun 2022 angka kunjungan wisatawan menuju Sumur Jalatunda berangsur naik dari angka 6.013 kunjungan pada tahun 2021 menjadi 8.207 kunjungan pada tahun 2022.
Berdasarkan sumber kajian geologi, sejarah terbentuknya batuan ini adalah produk dari letusan terdahulu di Sumur Jalutnda menghasilkan produk berupa lava andesit, endapan pitoklastik, dan breksi vulkanik. Batuan beku andesit memiliki karakteristik waran abu–abu gelap, tektur porfiritik, hipokristalin, inequigranular, komposisi kuarsa, plagioklas, biotit, dan membentuk struktur sheeting joint. Secara geologi, Sumur Jalatunda pada Kawasan Dataran Tinggi Dieng dapat diinterpretasikan sebagain danau vulkanik yang terbentuk berdasarkan proses aktivitas vulkanisme gunung api sehingga memperlihatkan kenampakan morfologi danau kawah yang terbentuk dari hasil letusan gunung api di masa lalu. Danau kawah gunung api diinterpretasikan terbentuk akibat depresi vulkanik akibat adanya letusan gunung api secara eksplosif. Akibat letusan tersebut, kepundan- kepundan vulkanik akan mengalami runtuh membentuk suatu morfologi cekungan. Titik morfologi cekungan yang tersebar di Kawasan Dataran Tinggi Dieng merupakan bagian dari depresi vulkanik besar Gunung Api Dieng yang membentuk kaldera raksasa Batur Dieng atau dikenal sebagai Kaldera Dieng. Morfologi cekungan gunung api kemudian terisi dengan sejumlah massa air yang menutupi permukaannya membentuk telaga (danau). Air telaga tersebut berasal dari curah hujan yang tertampung pada lubang kepundan atau kalderanya.
Kondisi Batuan Sumur JalatundaSumber: Hasil Survei Pemerintah Kabupaten Banjarnegara (2020