Profil Situs Geopark Kompleks Curug Merawu

Sumber : Rencana Induk Geopark Dieng

Kompleks Curug Merawu yang terletak di Kabupaten Banjarnegara ini terletak di Kecamatan Pejawaran dengan lokasi situs geosite mencakup Desa Grogol. Kompleks Curug Merawu terletak pada koordinat -7.180738° LS, 109.79214° BT. Hingga saat ini, pengelolaan Kompleks Curug Merawu dilakukan oleh pihak Desa Grogol. Berdasarkan Draft Raperda RTRW Kabupaten Banjarnegara Tahun 2023-2043, situs Geopark Kompleks Curug Merawu memiliki arahan pemanfaatan ruang sebagai Kawasan Perkebunan yang cukup luas.

Curug Merawu

Sumber: Hasil Survei Pemerintah Kabupaten Banjarnegara (2023)

Dari segi aksesibilitas, akses menuju Kompleks Curug Merawu dapat diakses melalui Jalan Kolektor Primer (Jalan Wanayasa–Dieng) dengan lebar lima sampai enam meter lalu menuju Jalan Lokal Primer (Jalan Penusupan–Batur) hingga ke jalan desa. Jalan utama desa kurang memadai, terdapat jalan yang berlubang dan terdapat jalan yang sudah menggunakan perkerasan beton. Sementara itu, perkerasan jalan menuju geosite berupa tanah di bagian area parkir dan jalan setapak tanah menuju geosite. Kompleks Curug Merawu dapat dilalui oleh roda empat maupun roda dua. Namun, belum

terdapat rute angkutan umum yang melewati situs geopark ini. Simpul transportasi dari pusat kabupaten dan dari pintu masuk kabupaten dapat dilihat sebagai berikut.

Simpul Transportasi Menuju Situs Geopark Kompleks Curug Merawu

Simpul TransportasiJarak
Pusat Kabupaten Banjarnegara34 km
Pusat Kecamatan Batur19 km
Bandara Jendral Soedirman, Purbalingga79,6 km
Bandara Adi Soecipto, Yogyakarta124 km
Bandara, Ahmad Yani, Semarang90,9 km
Bandara YIA, Kulon Progo112 km
Stasiun Besar Purwoketo103 km
Stasiun Tugu, Yogyakarta119 km
Stasiun Semarang Tawang, Semarang92,1 km
Terminal Induk Banjarnegara40,3 km
Terminal Mendolo Wonosobo35,8 km

Sumber: Tim Penyusun (2023)

Kondisi Jalan Desa dan Jalan Setapak Menuju Geosite Curug Merawu Sumber: Hasil Survei Pemerintah Kabupaten Banjarnegara (2023)

Kompleks Curug Merawu memiliki tiga buah air terjun. Treking menuju geosite berupa jalur setapak, di kiri jalan tebing dan di sebelah kanannya terdapat area pesawahan dan perkebunan milik warga, Sungai Merawu, serta kawasan perbukitan. Curug yang pertama ialah Curug Sigenting, sebuah air terjun yang memiliki tinggi sekitar 70 m dengan aliran air yang deras, bersih, dan dingin. Terdapat sebuah gazebo di depan curug yang dapat dimanfaatkan untuk bersantai. Jika terus melaju di jalur setapak, akan mendapati curug air panas air yang mengalir di sebuah tebing berundak berwarna orange atau kecokelatan. Air yang dialirkannya ialah air panas, warna tebing yang kecokelatan merupakan efek kandungan belerang yang dialirkan. Kemudian terdapat Curug Merawu dengan aliran air lebih deras daripada Curug Genting dengan tinggi sekitar 50 meter.

(a) Curug Merawu                                   (b) Curug Sigenting                         (c) Curug Air Panas

Daya Tarik Kompleks Curug Merawu Sumber: Hasil Survei Pemerintah Kabupaten Banjarnegara (2023)

Untuk biodiversity yang terdapat di Kompleks Curug Merawu ialah Pohon Bambu. Dari sisi perekonomian, pekerjaan masyarakat yang ada di sekitar Kompleks Curug Merawu ialah bekerja sebagai petani, peternak, pedagang dan pemecah batu split. Masyarakat juga dapat memanfaatkan Kompleks Curug Merawu untuk pengembangan pariwisata, serta daerah sekitar dapat dimanfaatkan untuk menanam sayur dan kentang dan untuk kegiatan pemecah batu belah.

Fasilitas-fasilitas yang terdapat di Kompleks Curug Merawu yaitu terdapat area parkir, gazebo, dan toilet. Terdapat pula fasilitas umum lainnya yang berada di sekitar Kompleks Curug Merawu di antaranya ialah tempat perbelanjaan berskala lokal berupa warung dan fasilitas peribadatan berupa masjid yang berada di sekitar Kompleks Curug Merawu. Untuk infrastruktur pendukung yang terdapat di Kompleks Curug Merawu yaitu air bersih menggunakan sumber air dari curug atau sungai untuk kebutuhan air, lalu untuk infrastruktur telekomunikasi hanya tersedia di Desa Grogol dengan beberapa provider saja yang terlayani, dan terkait persampahan hanya terdapat tempat sampah di area parkir saja. Sementara itu, terkait data kunjungan wisatawan di Kompleks Curug Merawu tidak terdokumentasi dikarenakan Kompleks Curug Merawu dikelola oleh masyarakat sehingga tidak memiliki rekaman data kunjungan wisata.

(a) Fasilitas Area Parkir                            (b) Fasilitas Toilet

Kondisi Fasilitas Curug Merawu

Sumber: Hasil Survei Pemerintah Kabupaten Banjarnegara (2023)

(a) Infrastruktur Persampahan                 (b) Infrastruktur Irigasi Air

Kondisi Infrastruktur Lainnya Curug Merawu Sumber: Hasil Survei Pemerintah Kabupaten Banjarnegara (2023)

Berdasarkan sumber kajian geologi, sejarah terbentuknya batuan ini adalah terdapat batuan lava di sekitarnya yang merupakan bagian dari dinding dari air terjun tersebut. Secara megaskopis batuanya memiliki warna abu-abu dengan struktur vesikular dengan ukuran kristal halus, hipokristalin, inequgranular, dan porfiroafanitik. Mineral penyusun utamanya berupa kuarsa, plagioklas, hornblen, biotit dan mineral afanit. Diinterpretasikan batuan ini merupakan batuan lava andesit. Jika dilihat dari

susunan umur formasi (Condon dkk., 1996), batuan ini termasuk dalam Formasi Batuan Gunung Api Jembangan Muda (Qjyf) bagian atas yang berumur Kala Plistosen Akhir sekitar 600 juta tahun yang lalu. Curug Merawu yang sangat berdekatan dengan Curug Sigenting secara morfologi juga memiliki tebing yang sangat terjal. Ketinggian dari tebing curug ini mencapai 25 m. Air yang mengalir pada curug ini sangat jernih yang digunakan warga untuk mengairi lahan pertanian mereka. Keragaman geologi yang terekam adalah bentukan morfologi dari kekar kolom dan batuan beku andesit. Pembentukan Curug Merawu diinterpretasikan akibat adanya suatu perbedaan tinggian dan rendahan. Pembentukan morfologi tinggian dan rendahan pada daerah tersebut akibat adanya proses intrusi sehingga membentuk area tinggian. Hal ini diperkuat dengan banyaknya kenampakan kekar–kekar kolom pada dinding air terjun. Setelah morfologi tinggian dan rendahan terbentuk maka air yang terkumpul pada daerah tinggian akan mengalir menuju rendahan, akibat adanya suatu perubahan morfologi secara mendadak sehingga terbentuklah kenampakan Curug Merawu.

(a) Bentukan Kekar                        (b) Batuan Beku Andesit

Kondisi Batuan Curug Merawu

Sumber: Hasil Survei Pemerintah Kabupaten Banjarnegara (2020)

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *