REKOMENDASI HASIL SIDANG
KOMISI SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA KONGRES MATA AIR IX
IGIRMRANAK,WONOSOBO , JAWA TENGAH ,17 OKTOBER 2024
“Penyelamatan mata Air untuk keberlanjutan Lingkungan”
I. Pendahuluan
Sidang Komisi Sosial Ekonomi dan Budaya dalam Kongres Mata Air ke IX di Desa Igirmranak bertujuan untuk merumuskan strategi pembangunan sosial, ekonomi, dan budaya yang terintegrasi dengan upaya pelestarian mata air di wilayah Jawa Tengah. Melalui pendekatan yang holistik, komisi ini berupaya mengembangkan program-program yang memperkuat ketahanan sosial, mendorong pembangunan ekonomi berkelanjutan, dan melestarikan nilai-nilai budaya lokal yang mendukung kelestarian mata air.
II. Tujuan
- Mengidentifikasi tantangan sosial dan ekonomi yang memengaruhi pelestarian mata air.
- Mendorong pengembangan ekonomi berbasis konservasi yang mengutamakan keberlanjutan lingkungan.
- Melestarikan dan memperkuat kearifan budaya lokal terkait pelestarian sumber daya air.
- Mengintegrasikan nilai-nilai sosial dan budaya dalam kebijakan perlindungan lingkungan dan mata air.
III. Temuan Sidang Komisi Sosial Ekonomi dan Budaya
Berdasarkan diskusi dan pertukaran pandangan selama sidang, beberapa temuan utama terkait sosial, ekonomi, dan budaya muncul:
- Pengaruh Aktivitas Ekonomi terhadap Degradasi Lingkungan:
Beberapa aktivitas ekonomi masyarakat, terutama di sektor pertanian dan peternakan, masih kurang memperhatikan dampaknya terhadap pelestarian mata air. Penggunaan air yang berlebihan, alih fungsi lahan, dan pemanfaatan sumber daya alam yang tidak berkelanjutan menjadi ancaman bagi keberadaan mata air.
- Potensi Ekonomi Berbasis Ekowisata:
Desa -desa di provinsi jawa tengah dan sekitarnya memiliki potensi ekowisata yang besar, terutama yang berfokus pada keindahan alam dan keberadaan mata air. Namun, pemanfaatannya masih terbatas karena kurangnya infrastruktur pendukung dan promosi yang memadai.
- Nilai-nilai Budaya Lokal Terkait Konservasi:
Kearifan lokal yang berkaitan dengan penghormatan terhadap air dan lingkungan mulai tergerus oleh modernisasi dan perubahan gaya hidup. Tradisi adat yang mendukung konservasi mata air harus terus dilestarikan dan disosialisasikan kepada generasi muda.
- Keterbatasan Akses Terhadap Peluang Ekonomi:
Masyarakat pedesaan, khususnya di sekitar mata air, masih menghadapi keterbatasan akses terhadap modal, pelatihan, dan pasar yang dapat mendukung ekonomi berbasis konservasi.
- Kurangnya Kesadaran dan Edukasi Tentang Lingkungan:
Kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga mata air masih rendah, terutama terkait dengan praktik sehari-hari yang memengaruhi keberlangsungan sumber daya air. Edukasi lingkungan perlu ditingkatkan agar masyarakat dapat lebih memahami hubungan antara pelestarian lingkungan dan kesejahteraan ekonomi.
IV. Rekomendasi
Berdasarkan temuan tersebut, Komisi Sosial Ekonomi dan Budaya menyampaikan rekomendasi sebagai berikut:
- Pengembangan Ekonomi Berkelanjutan Berbasis Konservasi:
Pertanian Ramah Lingkungan: Mendorong penerapan pertanian berkelanjutan yang mengedepankan praktik-praktik ramah lingkungan, seperti penggunaan sistem irigasi hemat air, penanaman tanaman yang mendukung konservasi tanah, dan penggunaan pupuk organik.
- Pengembangan Produk Lokal:
Mengembangkan produk-produk lokal yang mendukung pelestarian mata air, seperti produk pertanian organik, hasil kerajinan tangan berbasis kearifan lokal, dan produk olahan pangan yang mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
- Pendanaan Usaha Konservasi:
Mengupayakan akses terhadap modal bagi masyarakat untuk usaha-usaha berbasis konservasi melalui skema kredit mikro atau kemitraan dengan pihak swasta dan lembaga keuangan.
- Pengembangan Ekowisata Berbasis Mata Air:
Mengoptimalkan potensi ekowisata yang memanfaatkan keindahan mata air dan lingkungan sekitarnya. Hal ini termasuk pengembangan jalur trekking, homestay yang ramah lingkungan, serta program wisata edukatif yang berfokus pada konservasi.
Melibatkan masyarakat lokal sebagai pengelola utama ekowisata untuk memastikan bahwa pendapatan dari kegiatan wisata juga memberikan manfaat langsung kepada komunitas setempat.
- Pelestarian Kearifan Budaya Lokal:
Revitalisasi Tradisi Adat: Meningkatkan apresiasi dan pelestarian terhadap kearifan lokal terkait mata air, seperti ritual adat penghormatan terhadap sumber air yang masih dilakukan oleh masyarakat adat. Tradisi ini perlu diperkenalkan kepada generasi muda sebagai bagian dari identitas budaya yang mendukung pelestarian alam.
Pendidikan Nilai Budaya: Mengintegrasikan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal dalam kurikulum pendidikan formal dan non-formal di wilayah sekitar mata air, untuk memperkuat kesadaran generasi muda tentang pentingnya konservasi.
- Edukasi dan Pemberdayaan Masyarakat:
Pendidikan Lingkungan: Melaksanakan program pendidikan lingkungan yang fokus pada dampak aktivitas manusia terhadap mata air, serta memberikan solusi praktis bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pelestarian lingkungan.
Pelatihan Kewirausahaan: Menyelenggarakan pelatihan kewirausahaan bagi masyarakat untuk mengembangkan potensi ekonomi dari sumber daya alam yang berkelanjutan, termasuk pengolahan produk pertanian, pariwisata, dan kerajinan lokal.
- penguatan Kerja Sama dengan Pemerintah dan Sektor Swasta:
Mendorong kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mendukung pengembangan infrastruktur dan peluang ekonomi yang berbasis pada konservasi mata air. Ini termasuk pembangunan fasilitas wisata ramah lingkungan dan pemberian bantuan modal untuk usaha kecil yang berorientasi pada pelestarian lingkungan.
Meningkatkan sinergi antara kebijakan pemerintah daerah dan pusat dengan program pemberdayaan ekonomi lokal, agar masyarakat di sekitar mata air mendapatkan manfaat langsung dari program konservasi dan pengembangan ekonomi.
- Dukungan Infrastruktur dan Teknologi:
Akses Infrastruktur: Meningkatkan akses terhadap infrastruktur yang mendukung kegiatan ekonomi masyarakat, seperti pasar lokal, jalan, dan fasilitas produksi yang ramah lingkungan.
Teknologi Ramah Lingkungan: Mendorong penggunaan teknologi tepat guna yang dapat meningkatkan produktivitas ekonomi masyarakat tanpa merusak lingkungan, seperti irigasi hemat air, energi terbarukan, dan sistem pengolahan limbah.
V. Penutup
Rekomendasi ini diharapkan dapat menjadi pedoman strategis bagi para pemangku kepentingan dalam mengintegrasikan aspek sosial, ekonomi, dan budaya dalam upaya pelestarian mata air di Provinsi Jawa Tengah. Dengan sinergi antara program konservasi, pengembangan ekonomi lokal, dan pelestarian budaya, diharapkan keberlanjutan mata air dapat terwujud, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Igirmranak, 17 Oktober 2024