Petani Dieng Sambut Positif Tawaran Rotasi Tanam
Dataran Tinggi Dieng, dikenal akan keindahan alam dan kesuburan tanahnya, saat ini menghadapi tantangan dalam keberlanjutan budidaya kentang. Kawasan dengan ketinggian di atas 1.900 mdpl ini merupakan lokasi ideal untuk berbagai jenis sayuran, termasuk kentang yang diakui sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Namun, seiring meningkatnya produksi kentang di berbagai daerah, petani Dieng kini mencari komoditas alternatif untuk rotasi tanam yang lebih berkelanjutan.
Solusi Rotasi Tanam
Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Moh Ismail Wahab, menyatakan bahwa meskipun produksi kentang di Dieng berkualitas, diperlukan strategi untuk menjaga keberlanjutannya. Rotasi tanaman kentang dengan bawang putih dianggap sebagai solusi yang menjanjikan. “Budidaya ramah lingkungan dan rotasi dengan bawang putih bisa membantu mempertahankan kualitas tanah dan meningkatkan hasil,” ujarnya.
Ketua Serikat Petani Dieng, Muhammad Mudasir, menyambut baik tawaran ini. Dalam diskusi yang diadakan Direktorat Jenderal Hortikultura, Mudasir menyatakan bahwa petani sangat tertarik untuk mengimplementasikan rotasi tanam. “Selama satu tahun, kami bisa menanam kentang hingga tiga kali dengan total mencapai 10 ribu hektare. Menanam bawang putih sebagai tanaman sela akan memberikan alternatif yang baik,” katanya.
Manfaat Ekonomis dan Lingkungan
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banjarnegara, Totok Setya Winarno, juga menyatakan dukungannya terhadap rotasi tanam. Ia mencatat bahwa bawang putih memiliki nilai ekonomis yang sebanding dengan kentang dan memiliki keunggulan dapat disimpan lebih lama. “Dengan rotasi ini, kami berharap kualitas tanah akan membaik dan praktik budidaya menjadi lebih ramah lingkungan,” ungkapnya.
Kasubdit Bawang dan Sayuran Umbi Ditjen Hortikultura, Muh Agung Sunusi, menekankan pentingnya pendekatan sistemik dan komprehensif dalam mengatasi permasalahan pertanian di Dieng. Ia mengajak petani untuk mengurangi penggunaan pestisida kimia dan mempertimbangkan alternatif seperti sistem aeroponik untuk produksi benih.
Kunci Kesuksesan
Agung menekankan bahwa keberhasilan rotasi tanam memerlukan solidaritas dan komunikasi di antara para petani. Ia menyarankan pembentukan koperasi dan pasar lelang untuk mengatur harga agar tidak merugikan petani. “Dengan membangun jejaring, baik lokal maupun nasional, petani dapat lebih berdaya,” jelasnya.
Kesimpulan
Tawaran rotasi tanam yang melibatkan bawang putih sebagai alternatif untuk kentang disambut positif oleh petani Dieng. Inisiatif ini diharapkan tidak hanya meningkatkan keberlanjutan produksi, tetapi juga memperbaiki kualitas tanah dan praktik budidaya yang lebih ramah lingkungan. Dengan dukungan pemerintah dan kolaborasi antar petani, Dataran Tinggi Dieng dapat mempertahankan posisinya sebagai pusat pertanian yang produktif dan lestari.