Tanah Longsor: Pengertian, Proses Terjadinya, dan Faktor Penyebabnya

Apa Itu Tanah Longsor?

Tanah longsor adalah peristiwa perpindahan material yang membentuk lereng, seperti batuan, tanah, atau bahan rombakan lainnya, yang bergerak menuruni atau keluar dari lereng. Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, tanah longsor sering terjadi di daerah dengan kondisi lereng yang tidak stabil dan menjadi salah satu bencana alam yang mengancam keselamatan dan lingkungan.

Bagaimana Proses Terjadinya Tanah Longsor?

Proses terjadinya tanah longsor terutama dipicu oleh curah hujan yang tinggi. Ketika air hujan meresap ke dalam tanah, berat tanah akan meningkat. Apabila air ini mencapai lapisan tanah kedap air yang berfungsi sebagai bidang gelincir, lapisan tanah menjadi licin, menyebabkan lapisan tanah yang di atasnya bergerak turun mengikuti lereng. Gerakan ini, yang dikenal sebagai longsor, menjadi tak terhindarkan ketika lereng tidak mampu menahan beban tambahan dari air yang masuk.

Apa Saja Faktor Penyebab Tanah Longsor?

Tanah longsor umumnya terjadi saat gaya pendorong pada lereng melebihi gaya penahannya. Faktor-faktor yang menyebabkan tanah longsor antara lain adalah:

  1. Hujan Hujan lebat, terutama di awal musim, berpotensi besar menyebabkan longsor. Air yang masuk ke dalam tanah terkumpul di dasar lereng, menciptakan gerakan lateral yang mendorong tanah bergerak turun. Akar pohon pada permukaan lereng dapat membantu menyerap air, sehingga mampu mengurangi risiko longsor.
  2. Lereng Terjal Lereng yang terjal sering terbentuk akibat erosi oleh air sungai, mata air, laut, atau angin. Lereng dengan sudut kemiringan sekitar 180 derajat dan bidang longsoran mendatar memiliki risiko longsor yang tinggi.
  3. Tanah yang Kurang Padat dan Tebal Jenis tanah ini berpotensi besar mengalami longsor saat hujan turun, karena mudah menjadi lembek ketika terkena air. Selain itu, tanah ini juga rentan pecah atau terbelah ketika terpapar suhu panas.
  4. Batuan yang Kurang Kuat Batuan seperti endapan vulkanik dan sedimen yang berukuran pasir atau campuran kerikil, pasir, dan lempung cenderung lemah dan rentan terhadap longsor, terutama jika berada pada lereng yang curam.
  5. Jenis Tata Lahan Penggunaan lahan seperti persawahan dan ladang di lereng terjal dapat meningkatkan risiko longsor. Akar tanaman di lahan pertanian kurang mampu mengikat tanah dengan kuat, membuat tanah menjadi jenuh dengan air dan mudah longsor.

Jenis-jenis Tanah Longsor

Tanah longsor memiliki beberapa jenis yang berbeda berdasarkan cara dan karakteristik pergerakannya:

  1. Longsoran Translasi
    Terjadi ketika massa tanah dan batuan bergerak pada bidang gelincir yang berbentuk rata atau bergelombang landai.
  2. Longsoran Rotasi
    Massa tanah dan batuan bergerak pada bidang gelincir berbentuk cekung, menyebabkan bagian atas tanah bergerak ke bawah dan keluar lereng.
  3. Pergerakan Blok
    Material batuan berpindah pada bidang gelincir yang rata. Jenis ini juga dikenal sebagai longsoran translasi blok batu.
  4. Runtuhan Batu
    Material batuan jatuh bebas dari lereng terjal, seperti di daerah pantai. Runtuhan batu sering terjadi pada lereng menggantung yang sudah rapuh.
  5. Rayapan Tanah
    Jenis tanah longsor yang bergerak sangat lambat, namun bisa menggeser benda-benda seperti tiang atau pohon secara bertahap.
  6. Aliran Bahan Rombakan
    Massa tanah bergerak turun karena didorong oleh air. Kecepatan alirannya bergantung pada kemiringan lereng, tekanan air, dan jenis material yang terlibat.

Upaya Pencegahan Tanah Longsor

Pencegahan longsor dapat dilakukan dengan menanam pohon berakar kuat di lereng, menghindari pembangunan di area rawan longsor, serta menerapkan tata guna lahan yang tepat. Upaya tersebut mampu menstabilkan lereng dan mengurangi potensi longsor, terutama di kawasan berlereng terjal.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *