kelompok tani yang pernah bermitra dalam pemulihan Sub DAS Tulis (5) kelompok tani Sido Mulyo Desa Campursari

Sari Mulyo, Desa Campursari

1. Latar Belakang dan Pembentukan Kelompok Desa Campursari dikenal dengan mayoritas petaninya yang menanam kentang. Namun, pada tahun 2007, Fauzi, Ketua Kelompok Tani Sari Mulyo, memutuskan untuk membentuk kelompok tani. Tujuan utamanya adalah untuk mempermudah akses petani terhadap bibit unggul dari pemerintah. Pada tahun 2009, mereka mendapatkan informasi tentang bantuan dari program SCBFWM yang bertujuan untuk konservasi. Meskipun bantuan pertama berupa ternak domba pada tahun 2010 tidak berhasil, Fauzi tidak putus asa.

2. Proses dan Transformasi Setelah mengalami kegagalan awal, kelompok Sari Mulyo menerima bantuan bibit pohon kayu, termasuk kayu Cemara gunung. Pada awalnya, tanaman kayu ini dianggap sebagai hama, tetapi seiring waktu, petani mulai menyadari manfaatnya. Fauzi menyatakan bahwa sekarang banyak petani yang mau menanam kayu. Saat ini, dia masih bertanam kentang, tembakau (untuk konsumsi sendiri), dan terong belanda, meskipun hasil panen kentang menurun dibandingkan sebelumnya.

3. Hasil Pertanian dan Tantangan Produksi kentang Fauzi menurun secara signifikan; dari 2 ton dalam satu musim tanam, sekarang hanya mencapai 1 ton dengan pemupukan yang telah ditingkatkan. Dia mengakui bahwa hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi para petani di desanya.

4. Usaha Carica dan Peran Perempuan Kelompok Sari Mulyo juga mengembangkan usaha carica, yang pengolahannya dilakukan oleh kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Mereka dapat memproduksi minimal 120 gelas kecil carica per hari untuk disetorkan ke warung-warung sekitar. Namun, kendala utama yang dihadapi adalah modal untuk memperluas pemasaran produk carica.

5. Program Simpan Pinjam Di samping usaha carica, perempuan dalam kelompok SPP juga bertanggung jawab mengelola simpan pinjam. SCBFWM membantu dalam hal pemodalan, di mana setiap anggota (perempuan) dapat meminjam maksimal Rp500 ribu dengan uang jasa sebesar Rp60 ribu setiap enam bulan. Fauzi melaporkan bahwa pelaksanaan simpan pinjam berjalan lancar dan tidak ada pinjaman yang macet.

Kesimpulan

Kelompok Tani Sari Mulyo di Desa Campursari telah mengalami perjalanan yang penuh tantangan. Meskipun mengalami kegagalan di awal, mereka berhasil beradaptasi dengan menerima bantuan bibit kayu dan mengembangkan usaha carica. Peran perempuan dalam mengelola usaha simpan pinjam dan pengolahan carica sangat penting untuk mendukung perekonomian desa. Melalui usaha dan kerja sama, kelompok ini menunjukkan potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dan mendorong keberlanjutan lingkungan.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *