kelompok tani yang pernah bermitra dalam pemulihan Sub DAS Tulis (6) kelompok tani mega jaya
Megajaya, Desa Kalidesel
1. Latar Belakang dan Bantuan Proyek SCBFWM Supriyadi, dari Kelompok Tani Megajaya di Dusun Lamuk, Desa Kalidesel, mengungkapkan rasa syukurnya atas adanya proyek SCBFWM. Sebelumnya, bantuan pertanian yang diterima bersifat sekali dan tidak berkelanjutan, tetapi proyek ini memberikan dukungan selama lima tahun berturut-turut. Bantuan yang diterima mencakup uang untuk membeli sapi, bibit kayu keras albasia dan cemara gunung, serta jemetri.
2. Pengembangan Tanaman Kayu Sebelum adanya proyek SCBFWM, masyarakat di Desa Kalidesel sudah mulai menanam kayu keras, meskipun dalam jumlah yang sedikit dan tidak dibagikan kepada anggota kelompok. Dengan adanya bantuan dari SCBFWM, mereka kini mendapatkan bibit tanaman kayu secara gratis yang harus ditanam sesuai target yang telah ditetapkan. Supriyadi menyoroti bahwa tanaman albasia adalah yang paling menguntungkan, meskipun saat ini mengalami serangan penyakit karatpuru, yang menyebabkan kerusakan serius pada tanaman.
3. Serangan Penyakit Karatpuru Penyakit karatpuru menyerang albasia di desa ini sejak tahun 2011. Ciri-cirinya adalah tumbuhnya jenggol pada bagian yang terkena, yang kemudian berujung pada kematian batang. Supriyadi pernah berkonsultasi dengan petugas pertanian, yang mengatakan bahwa tidak ada obat untuk penyakit ini. Meskipun begitu, dia tetap menanam albasia untuk memenuhi target penanaman. Tahun 2014, mereka harus menanam 2.000 batang albasia, namun keberhasilan penanaman terancam oleh serangan penyakit ini.
4. Diversifikasi Pertanian dan Ketergantungan Ekonomi Masyarakat Kalidesel berharap banyak dari hasil kayu albasia, tetapi saat ini mereka lebih mengandalkan cabe dan kubis, serta jagung sebagai sumber utama. Mereka tidak menanam kentang karena mudah busuk di daerah tersebut. Secara sosial ekonomi, desa ini berada di posisi terendah dibandingkan desa-desa lain yang didampingi SCBFWM, yang sebagian besar menanam kentang.
5. Inisiatif SCBFWM untuk Meningkatkan Ekonomi Sebagai upaya meningkatkan sosial ekonomi masyarakat, SCBFWM tidak hanya memberikan bantuan ternak dan bibit kayu, tetapi juga mendukung usaha kecil seperti pembuatan sapu dari bahan rumput hutan dan pengadaan mesin penggilingan jagung. Mesin yang dibeli seharga Rp4,5 juta ini disewakan kepada petani lain, dan keuntungannya digunakan untuk menambah kas kelompok melalui kegiatan simpan pinjam. Dengan biaya sewa yang terjangkau, mesin ini sangat dibutuhkan di desa, di mana jagung menjadi makanan pokok penduduk, bukan beras.
Kesimpulan
Kelompok Tani Megajaya di Desa Kalidesel menghadapi berbagai tantangan, terutama serangan penyakit karatpuru yang mengancam tanaman albasia. Meskipun mengalami kesulitan, dukungan berkelanjutan dari proyek SCBFWM memberikan harapan bagi pengembangan pertanian dan perekonomian desa. Diversifikasi usaha dan penggunaan mesin penggilingan jagung menunjukkan upaya masyarakat untuk beradaptasi dan meningkatkan kesejahteraan. Dengan langkah-langkah yang tepat, desa ini memiliki potensi untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi.