Kerja Sama Lembaga Akademik terkait Geopark yang Telah Dilakukan

Sumber : Rencana Induk Geopark Dieng

Saat ini terdapat dua jenis kerja sama yang dilaksanakan dengan lembaga akademik, yaitu dengan lembaga yang bersifat meneliti atau mengembangkan kepakarannya di Kawasan Dieng, serta lembaga akademik yang hadir sebagai pengunjung untuk belajar dari Kawasan Dieng. Untuk jenis kegiatan pertama, pemerintah setempat banyak bekerja sama dengan Politeknik Energi dan Pertambangan (PEP) Bandung. Dosen dari kampus tersebut, yaitu bapak Priatna, juga menyelesaikan program doktoralnya dengan lokus amatan Dieng, oleh karena itu kekerabatan dengan lembaga tersebut telah terjalin dengan baik. PEP tersebut kerap mendatangkan mahasiswa untuk meneliti di Kawasan Dieng sebab mereka memiliki pemahaman bahwa Dieng merupakan “laboratorium geologi alami“ karena di dalamnya terdapat mineral, batuan, gas bumi, dan panas bumi yang perlu untuk banyak dikaji di dalam geologi. Selain itu di kawasan Dieng sudah pernah dilakukan kegiatan Geotrek dan Cities on Volacones yang keduanya merupakan agenda yang dilakukan oleh Badan Geologi (Priatna, 2014). Sementara itu, untuk jenis kerja sama yang kedua, pemerintah daerah banyak bekerja sama dengan sekolah-sekolah dasar hingga sekolah menengah atas untuk mengirimkan siswanya dalam kegiatan kunjungan lapangan dan edukasi. Penjelasan lebih lanjut mengenai kegiatan akademik yang pernah dilakukan adalah sebagai berikut

  1. Jelajah Geotrek Pesona Bumi Dieng

Pelaksanaan geotrek pada tahun 2014 dilakukan oleh Badan Geologi yang dibuka untuk umum dengan peserta terbatas karena kemampuan dan kapsitas pengelola yang terbatas. Dieng dipilih menjadi lokasi geotrek, karena di Pegunungan Dieng memiliki karakteristik yang cocok antara ancamana bahaya dan keindahan alam yang kaya akibat dari aktivitas geologi di dalamnya. Peserta geotrek menjelajah Gunung Prau, Kerucut Vulkanik Sikunir untuk menikmati sunset, menjelajah berbagai lokasi candi, sekaligus belajar mengenai ancaman gunung api serta bagaiaman penyelematannya.

Gambar 1.39 Hanik Humaida (Badan Geologi) menjelaskan tentang geokimia Gunung Dieng (a) dan peserta geotrek di Kawah SIkadang (b)

Sumber: (Priatna, 2014)

Berbeda dengan kuliah lapangan, pelaksanaan geotrek meskipun melibatkan unsur pendidikan pada pelaksanaannya, namun lebih kuat sisi rekreasinya. Istilah geotrek mulai diperkenalkan pada tahun 2006 yang dimuat pada buku Geowisata Sejarah Bumi Bandung karya Budi Brahmantyo dkk. Geotrek dapat menjadi salah satu bentuk pendidikan yang menyenangkan untuk semua kalangan, bahkan untuk masyarakat awam sekalipun.

  • Kunjungan Peserta Cities of Volcanoes (CoV) ke Dieng

Masih di tahun yang sama dengan pelaksanaan geotrek, Indonesia melalui Badan geologi dipercaya menjadi tuan rumah konferensi Cities on Volcanoes (CoV) ke-8. Bekerja sama dengan Pemda DI Yogyakarta, Pemda Sleman dan Universitas Gadjah Mada, acara ini diselenggarakan di kampus UGM Yogyakarta. Salah satu rangakaian acaranya yaitu, melaksanakan kegiatan lapangan di Kompleks Gunung Api Dieng, Kaldera Bromo-Tengger, Gunung Kelud dan Kaldera Tondano.

Gambar 1.40 Peserta Cities on Volcanoes Field Trip ke Dataran Tinggi Dieng (a) dan Agung Harijoko (UGM) sedang menjelaskan tentang Kawah Sikidang (b)

Sumber: (Priatna ., 2014)

Pada kunjungan lapangan ke Kompleks Dieng pada 8 September 2014, Pihak Badan Geologi bersama dengan civitas akademik UGM menjadi pemandu lapangan. Penjelasan yang dilakukan pada saat itu meliputi beberapa hal di antaranya pembahasan geokimia, terutama potensi gas sebagai penanda khas Gunung Dieng dan penjelasan pembentukan dan formasi geologi yang ada di Kawasan Dieng. Selama berjalannya acara, para peserta yang dihadiri oleh perwakilan luar negeri mendengarkan secara seksama dan antusias. Tidak hanya diskusi terkait keindahannya, para peserta tampak tertarik pada diskusi Kawah Timbang karena kejadian 35 tahun silam yang menewaskan 149 orang akibat gas beracun.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *