Kicauan Burung yang Kini Hilang

Tulisan ini pernah dimuat di Suara merdeka

Kicauan burung yang saling bersahutsahutan sudah tidak lagi terdengar di kawasan Dieng. Sedikitnya ada 40 jenis burung yang hidup di Dieng namun sudah mulai punah. Hal itu dicatat Lembaga Swadaya Masyarakat lingkungan Bhineka dan tim Tim Kerja Pemulihan Dieng (TKPD) maupun manajemen Program Rehabilitasi dan Konservasi Lahan (RKL) Bappeda Wonosobo.Tim tersebut melakukan penjelajahan ke 27 desa yang masuk kawasan Dieng, salahsatu agendanya adalah melihat dan mencermati perubahan lingkungan yang ada dimasingmasing desa, bertemu dan berdialog langsung dengan warga desa terkait dengan degradasi lingkungan di Dieng. Koordinator LSM Bhineka, Tafrihan mengemukakan model pertanian yang kurang ramah lingkungan, mengakibatkan spesies burung punah setiap tahun. Selainitu, terjadi perburuan liar dengan model menjaring maupun dengan cara menembak dengan senapan angin. Juga terjadi penyemprotan pestisida secara besar-besaran di hampir sekitar 800 hektare lahan di Dieng.Dijelaskan, informasi dari masyarakat desa tentang punahnya berbagai jenis burung yang sebelumnya banyak ditemui di sekitar desa mulai tahun 2000-an sudah tidak lagi ada. Salah satu cara yang dilakukan tim pemulihan Dieng untuk mengidentifikasi nama-nama burung tersebut adalah dengan membagikan meta plan kepada peserta pertemuan kemudian mereka diminta untuk mengisi nama burung apa saja yang mereka tahu. Dari 40 jenis burung yang hidup di Dieng dan saat ini punah antara lain jenis betet, jalak, podang, kuniran, elang jawa, bongkrekan, pion, decu, dan, ces fung-fung, cucuk kembang. Ketua Tim Teknis TKPD Wonosobo, Dwi Yama SB menyampaikan bahwa pestisida dalam keadaan tertentu dapat membunuh berbagai jenis binatang yang menjadi makanan burung tersebut.Di sisi lain juga dapat menyebabkan burung menjadi mandul dan tidak bisa melakukan regenarasi sampai akhirnya mereka mati dan punah. ”Tidak semua jenis burung yang disebutkan di atas sudah benar-benar punah, untuk beberapa jenis memang masih dapat terlihat disekitar desa seperti burung gereja dan pentet walaupun sudah langka.Namun untuk jenis lain memang sudah sangat sulit untuk dilihat di kawasan Dieng,” katanya. Punahnya berbagai jenis burung ini sungguh sangat memprihatinkan karena akan menyebabkan ketidakseimbangan alam di kawasan Dieng. Dengan berbagai bentuk kemampuan dan kapasitas pemerintah daerah dan masyarakat, harus ada sesuatu yang dilakukan. (H67-78)

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *