Konsep Kampung Ilmu Diaspora Wonosobo
Apa itu Kampung Ilmu Jengkol?
Kompleks terpadu untuk:
- Pertanian organik (regenerative farming)
- Pengolahan pangan sehat
- Klinik “healing food” (wisata agro dan wisata medis sekaligus)
- Pengembangan sociopreneur lewat koperasi
Konsep Dasar: Versi Mini dari Natural Dream Park
Kampung Ilmu Jengkol memiliki luas yang terbatas (hanya 0,5 hektar).
Keterbatasan itu menuntut konsep dan tata guna lahan yang berbeda dengan Kampung Ilmu di tempat lain, misalnya Kampung Ilmu Mrica yang luasnya sampai 6,8 hektar.
Dengan lahan yang terbatas, Kampung Ilmu Jengkol akan menekankan aspek non-fisik, yakni pengembangan social-capital lewat koperasi.
Kampung Ilmu Jengkol dirancang sebagai versi mini dari Natural Dream Park milik iCoop, koperasi konsumen terkemuka di Korea Selatan.
Dalam versi aslinya, Natural Dream Park punya luas minimum 15 hektar.
Ini merupakan pusat pengolahan dan logistik pangan sehat yang mempertemukan koperasi konsumen dan koperasi produsen (petani) dalam ekosistem pangan sehat.
Tapi, tak hanya itu. Natural Dream Park merupakan ruang publik yang berisi berbagai fasilitas: taman, perpustakaan, cafe/restoran, klinik “healing food”, dan bahkan cinema yang tujuan utamanya mengedukasi publik akan pangan sehat dan ethical consumption.
Kampung Ilmu Jengkol diharapkan menjadi embrio dari konsep serupa yang lebih besar di Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara.
Di mana Kampung Ilmu Jengkol?
Terletak di Desa Jengkol, Kecamatan Garung, Wonosobo; di tepi Sungai Serayu.
- Kawasan Inti: 5.000 m2
- Kawasan Plasma: 5 ha (melibatkan petani sekitar kawasan inti di 3 desa Serayu: Jengkol, Tlogo dan Kreo).
Sekitar 200 meter dari jalan raya Wonosobo-Dieng
Dekat pertemuan dua anak sungai yang masuk ke Sungai Serayu. Akan dilalui jalan tembus antara Tambi dengan Telaga Menjer.
Konsep Kawasan Inti
- Desain tapak/layout dan konstruksi bangunan mengikuti pola
kampung tradisional Dieng (kearifan budaya lokal).
- Zero-waste, minimum-plastic, energi terbarukan (vortex-piko-hidro, biomassa), rain-harvesting.
- Ekosistem pangan sehat: mempertemukan konsumen pangan sehat (ethical consumption) dan petani organik (regenerative farming).
- Pengelolaan logistik supply-chain dan koperasi menggunakan
teknologi mutakhir blockchain.
Penggunaan Lahan Kawasan Inti
Elemen Penting:
- Kandang ternak dan kolam ikan
- Pengolahan limbah dan pupuk organik (termasuk biochar untuk carbon farming)
- Rumah kaca dan kebun bibit
- Demplot kebun sayur dan tanaman obat
- Laboratorium pangan sehat dan klinik “healing food”
- Hutan mikro (model untuk pengembangan hutan mikro serupa di seluruh desa bantaran Sungai Serayu)
- Kampung mini Dieng: 10 rumah (pelestarian budaya)
Konsep Pengembangan Kawasan Plasma
- Dimulai dari demand: pembentukan koperasi konsumen pangan sehat di Wonosobo maupun beberapa kota lain
- Petani dibantu dalam budidaya sayuran sehat demi memasok demand tadi
- Pemasaran produk dilakukan oleh Kampung Ilmu
- Petani diminta melakukan penanaman kaliandra serta indigofera untuk ternak kambing
Jaringan Social-capital Lokal Wonosobo
Kampung Ilmu Jengkol melibatkan resources yang sudah ada dan potensial ditingkatkan:
Jaringan Resources Keilmuan:
- Rumah Kaca Eko Mardiana (produsen soil block)
- Rumah Kaca Taman Fatmawati
- Dewan Riset Daerah Kabupaten Wonosobo
- Bendung Jimat Center (Pusat Pembibitan Ikan Endemik Serayu)
- Arboretum Kalianget (kebun tanaman langka)
- Kampung Ilmu Telaga Wurung, Dieng
Jaringan Koperasi dan Asosiasi:
- Koperasi Produsen Pakan Ternak Sitiharjo
- Koperasi Tani Hutan Wonosobo (450 ha)
- Koperasi Kopi dan Alpukat Hass Topengan (30 ha)
- Koperasi Konsumen Beras Sigedang
- Asosiasi Petani Kopi Wonosobo
Ukuran Keberhasilan
- Sustainability Kampung Ilmu Jengkol
- Jumlah petani dan luasan lahan pertanian yang menerapkan teknik Kampung Ilmu
- Sustainability bisnis dan perluasan anggota koperasi pangan sehat
Target Jangka Panjang
- Membangun jaringan koperasi konsumen pangan sehat di berbagai kota.
- Kerjasama dengan koperasi tani dari seluruh desa Wonosobo membentuk koperasi sekunder tingkat kabupaten (265 desa).