Profil Situs Geopark Kompleks Kawah Candradimuka

Sumber : Rencana Induk Geopark Dieng

Kompleks Kawah Candradimuka yang terletak di Kabupaten Banjarnegara ini terletak di Kecamatan Batur dengan lokasi situs geosite mencakup Desa Pekasiran. Kompleks Kawah Candradimuka terletak pada koordinat -7.188876° LS, 109.853515° BT. Hingga saat ini, Kompleks Kawah Candradimuka dikelola oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Banjarnegara dengan dalam pengawasan Pengamat Gunung Api (PGA) Gunung Dieng. Berdasarkan Draft Raperda RTRW Kabupaten Banjarnegara Tahun 2023-2043, situs Geopark Kompleks Kawah Candradimuka memiliki arahan pemanfaatan ruang sebagai Hortikultura. Selain itu, terdapat pola ruang Hutan Produksi Terbatas dan Perkebunan di sekitar situs Geopark Kompleks Kawah Candradimuka.

Kawah Candradimuka

Sumber: Hasil Survei Pemerintah Kabupaten Banjarnegara (2020)

Dari segi aksesibilitas, akses menuju Kompleks Kawah Candradimuka dapat diakses melalui Jalan Kolektor Primer (Jalan Arjuna Barat) dengan lebar lima sampai enam meter lalu menuju Jalan Lokal Primer (Jalan Pekasiran–Batas Kab. Batang). Jalan utama tersebut memiliki kondisi baik dengan perkerasan aspal. Sementara itu, perkerasan jalan menuju geosite berupa paving block di bagian area parkir dan jalan menuju ke area Kompleks Kawah Candradimuka menggunakan tangga. Kompleks Kawah Candradimuka dapat dilalui oleh roda empat maupun roda dua. Namun, belum terdapat rute angkutan umum yang melewati situs geopark ini. Simpul transportasi dari pusat kabupaten dan dari pintu masuk kabupaten dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 2.24 Simpul Transportasi Menuju Situs Geopark Kompleks Kawah Candradimuka

Simpul TransportasiJarak
Pusat Kabupaten Banjarnegara42 km
Pusat Kecamatan Batur9,2 km
Bandara Jendral Soedirman, Purbalingga79,6 km
Bandara Adi Soecipto, Yogyakarta124 km
Bandara, Ahmad Yani, Semarang90,9 km
Bandara YIA, Kulon Progo112 km
Stasiun Besar Purwoketo103 km
Stasiun Tugu, Yogyakarta119 km
Stasiun Semarang Tawang, Semarang92,1 km
Terminal Induk Banjarnegara40,3 km
Terminal Mendolo Wonosobo35,8 km

Sumber: Tim Penyusun (2023)

Kondisi Jalan Utama dan Area Parkir Kawah Candradimuka Sumber: Hasil Survei Pemerintah Kabupaten Banjarnegara (2023)

Arti dari nama Candradimuka diambil dari dua kata, yaitu ‘candra’ yang berarti bulan dan ‘muka’ yang berarti wajah. Oleh karena itu, Candradimuka diibaratkan melihat bulan hanya satu di depannya saja tanpa melihat bulan di bagian belakang. Salah satu yang menjadi daya tarik Kawah Candradimuka adalah air kawah yang kerap berubah-rubah warnanya. Kawah ini terkadang berwarna biru, selanjutnya berubah menjadi abu-abu, hingga kadang-kadang juga berwarna putih. Panorama di sekeliling kawah juga tak kalah menakjubkan berupa tebing-tebing tinggi. Terdapat 5 area yaitu kawah yang letaknya paling bawah ‘Punden Wisanggeni’, kawah yang letaknya ditengah ‘Candra’, pemandian kawah ‘Sendang Werkudoro’ sumber mata air ‘Tuk Adem Semar’, dan tempat pertapaan ‘Pertapaan Dersonolo’. Selain itu terdapat makanan atau kuliner yang menjadi khas di sekitar Kompleks Kawah Candradimuka yaitu Carica, Kentang, Klatak, dan Kacang Dieng.

(a) Atraksi Kawah Candra      (b) Atraksi Kawah Punden Wisanggeni  (c) Atraksi Sendang Werkudoro

(d) Atraksi Pertapaan Dersonolo            (e) Atraksi Tuk Adem Semar

Atraksi Kompleks Kawah Candradimuka Sumber: Hasil Survei Pemerintah Kabupaten Banjarnegara (2023)

Untuk biodiversity yang terdapat di Kompleks Kawah Candradimuka ialah Bunga Kecubung, dan Pohon Cemara. Dari sisi perekonomian, pekerjaan masyarakat yang ada di sekitar Kompleks Kawah Candradimuka ialah bekerja sebagai petani dan pedagang. Masyarakat juga dapat memanfaatkan daerah sekitar Kompleks Kawah Candradimuka untuk pengembangan pariwisata serta daerah sekitar Kompleks Kawah Candradimuka dapat menjadi pertanian sayur dan kentang.

(a) Pohon Cemara                            (b) Pohon Kecubung

Biodiversity Kawah Candradimuka Sumber: Hasil Survei Pemerintah Kabupaten Banjarnegara (2023)

Fasilitas-fasilitas yang terdapat di Kompleks Kawah Candradimuka di antaranya terdapat area parkir, pos karcis, gardu pandang, warung makan, toilet, dan musholla. Terdapat pula fasilitas umum lainnya yang berada di sekitar Kompleks Kawah Candradimuka di antaranya ialah tempat perbelanjaan berskala lokal berupa warung, dan fasilitas peribadatan berupa musholla yang berada di dekat rumah warga serta masjid yang berada di dekat permukiman Desa Pekasiran. Untuk infrastruktur pendukung yang terdapat di Kompleks Kawah Candradimuka yaitu air bersih menggunakan sumber air dari gunung untuk kebutuhan air di toilet serta air di Kawah Candradimuka yaitu tuk (mata air) untuk dikonsumsi, lalu untuk infrastruktur telekomunikasi hanya tersedia di Desa Pekasiran dengan beberapa provider saja yang terlayani, dan terkait persampahan sudah terdapat tempat sampah di setiap sudut lokasi geosite dengan pengelolaan dilakukan dengan cara dibakar.

(a) Fasilitas Toilet                                  (b) Fasilitas Warung

(c) Fasilitas Parkir                                   (d) Fasilitas Musholla

Kondisi Fasilitas Kompleks Kawah Candradimuka Sumber: Hasil Survei Pemerintah Kabupaten Banjarnegara (2023)

(a) Amenitas Penginapan                       (b) Amenitas Perbelanjaan                    (c) Amenitas Masjid

Kondisi Amenitas Di Sekitar Kompleks Kawah Candradimuka Sumber: Hasil Survei Pemerintah Kabupaten Banjarnegara (2023)

(a) Infrastruktur Persampahan                 (b) Infrastruktur Air Bersih

Gambar 2.100 Kondisi Infrastruktur Lainnya Kompleks Kawah Candradimuka Sumber: Hasil Survei Pemerintah Kabupaten Banjarnegara (2023)

Berdasarkan data kepariwisataan, pada tahun 2023 per bulan Juni terdapat 1.983 kunjungan wisatawan ke Kawah Candradimuka. Selama tujuh tahun terakhir jumlah kunjungan tertinggi terjadi pada tahun 2022 yaitu sebanyak 4.728 kunjungan. Angka kunjungan tersebut menunjukan puncak tertinggi kenaikan angka kunjungan sejak tahun 2020 dengan angka 3.033 kunjungan. Hal tersebut

menunjukan bahwa Kompleks Kawah Candradimuka tetap menunjukan tren positif dengan kenaikan angka kunjungan selama pandemi Covid-19.

Berdasarkan sumber kajian geologi, sejarah terbentuknya batuan ini adalah produk dari Kawah Candradimuka berupa lava andesit, Endapan piroklastik, dan breksi vulkanik yang telah mengalami ubahan akibat proses hidrotermal, serta terdapat beberapa minel lempung berupa klorit dan kaolinit. Kawah Candradimuka juga merupakan kawah yang cukup aktif yang berada di kawasan ini. Diinterpretasikan merupakan kerucut vulkanik dari sisa letusan sebelumnya yang aktif kembali akibat adanya aktivitas vulkanisme. Batuan pada kawah-kawah tersebut teridentifikasi didominasi oleh batuan piroklastik ubahan. Batuan piroklastik ubahan tersebut terkena proses alterasi akibat pengaruh titik-titik alterasi pada kawah. Manifestasi yang teridentifikasi berupa gas solfatar yang cukup menyengat dan semburan air pada kawah akibat tekanan gas yang tinggi (geyser). Hal ini menujukan bahwa aktivitas pada kawah ini masih aktif. Pembentukan mineral alterasi di sekitar kawah merupakan pengaruh dari hidrotermal sehingga mengubah mineral primer menjadi mineral alterasi. Terbentuknya kawah merupakan suatu manifestasi area upflow yang menginterpretasikan bahwa dekat dengan sumber panas. Terdapat risiko bencana yang ada di Kompleks Kawah Candradimuka yaitu risiko bencana terhadap gas beracun.

(a) Batuan Geyser                   (b) Gas Fumarol                 (c) Batuan Ubahan

Gambar 2.101 Kondisi Batuan Kawah Candradimuka Sumber: Hasil Survei Pemerintah Kabupaten Banjarnegara (2020)

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *