Profil Situs Geopark Lava Gunung Pakuwaja
Sumber : Rencana Induk Geoaprk Dieng
Lava Gunung Pakuwaja yang terletak di Kabupaten Wonosobo ini terletak di Kecamatan Kejajar dengan lokasi situs geosite mencakup Desa Sembungan, Desa Parikesit, dan Desa Tieng. Lava Gunung Pakuwaja terletak pada koordinat -7.230320° LS, 109.920870° BT. Hingga saat ini, Lava Gunung Pakuwaja dikelola oleh pihak Pemerintah Desa Sembungan. Berdasarkan RTRW Kabupaten Wonosobo Tahun 2023-2043, situs Geopark Lava Gunung Pakuwaja memiliki arahan pemanfaatan ruang sebagai Kawasan Hutan Lindung. Selain itu, terdapat pola ruang Kawasan Imbuhan Air Tanah di sekitar situs Geopark Lava Gunung Pakuwaja.
Gambar 2.36 Lava Gunung Pakuwaja Sumber: Pemerintah Kabupaten Wonosobo (2023)
Dari segi aksesibilitas, akses menuju Lava Gunung Pakuwaja dapat diakses melalui Jalan Kolektor Primer (Jalan Wonosobo–Dieng/Batas Kab. Banjarnegara) dengan lebar lima sampai enam meter lalu menuju Jalan Lokal Primer (Jalan Rake Sanjaya) hingga ke jalan lingkungan. Jalan menuju Lava Gunung Pakuwaja memiliki perkerasan aspal dan dapat dilalui oleh roda empat maupun roda dua, tetapi jalan menuju geosite memiliki perkerasan jalan tanah. Lava Gunung Pakuwaja belum memiliki rute angkutan umum yang melewati situs geopark ini. Simpul transportasi dari pusat kabupaten dan dari pintu masuk kabupaten dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 2.13 Simpul Transportasi Menuju Situs Geopark Lava Gunung Pakuwaja
Simpul Transportasi | Jarak |
Pusat Kabupaten Wonosobo | 20,3 km |
Pusat Kecamatan Kejajar | 15,5 km |
Bandara Jendral Soedirman, Purbalingga | 81,4 km |
Bandara Adi Soecipto, Yogyakarta | 120 km |
Bandara, Ahmad Yani, Semarang | 95,3 km |
Bandara YIA, Kulon Progo | 101 km |
Simpul Transportasi | Jarak |
Stasiun Besar Purwoketo | 108 km |
Stasiun Tugu, Yogyakarta | 115 km |
Stasiun Semarang Tawang, Semarang | 99,3 km |
Terminal Induk Banjarnegara | 46,7 km |
Terminal Mendolo Wonosobo | 29 km |
Sumber: Tim Penyusun (2023)
Gambar 2.37 Kondisi Jalan Utama Menuju Geosite Lava Gunung Pakuwaja Sumber: Google Street View (2023)
Lava Gunung Pakuwaja merupakan gunung api yang terbentuk pada episode paling muda yang menempati kompleks bagian tengah dari pembentukan Kaldera Dieng. Gunung api ini beberapa kali erupsi yang berpindah-pindah, dibuktikan dengan keberadaan dua kawah dipuncaknya dan sumbat lava yang berada diantara kedua kawah yang telah mati dan yang terakhir munculnya kawah baru di bagian Utara Kaki Lava Gunung Pakuwaja yang diduga muncul pada tahun 1825. Sementara itu, terdapat penyelenggaraan acara atau event yang biasa diselenggarakan di sekitar Lava Gunung Pakuwaja atau tepatnya di Desa Sembungan, Desa Tieng, dan Desa Parikesit yaitu adanya Seni Wujudan, Seni Main Abit, dan Selametan Desa. Terdapat pula penyelenggaraan event di sekitar Lava Gunung Pakuwaja yaitu penyelenggaraan Dieng Trail Run.
Gambar 2.38 Daya Tarik Lava Gunung Pakuwaja
Terdapat beberapa fasilitas umum di sekitar Lava Gunung Pakuwaja di antaranya seperti tempat perbelanjaan berskala lokal berupa toko, penginapan berupa pondok wisata atau homestay, dan tempat ibadah berupa masjid. Untuk data kepariwisataan Lava Gunung Pakuwaja selama tujuh tahun terakhir ditinjau berdasarkan jumlah kunjungan wisata menuju Dataran Tinggi Dieng secara keseluruhan. Jumlah kunjungan tertinggi terjadi pada tahun 2022 yaitu sebanyak 783.900 kunjungan.
Pada tahun 2020 angka kunjungan menurun yang diakibatkan oleh adanya pandemi Covid-19 dari awalnya 463.199 kunjungan pada tahun 2019 menjadi 239.768 kunjungan saja.
(a) Amenitas Toko (b) Amenitas Penginapan (c) Amenitas Masjid
Gambar 2.39 Kondisi Amenitas di Sekitar Lava Gunung Pakuwaja Sumber: Google Maps (2023)
Situs geologi yang ditemukan pada lokasi ini yaitu kenampakan dari situs morfologi yang membentuk cekungan vulkanik yang terbentuk dari hasil letusan gunung api dimasa lalu. Terbentuknya morfologi cekungan yang diinterpretasikan terbentuk karena adanya depresi vulkanik yang terjadi setelah letusan sehingga membentuk cekungan dengan kenampakan sisa kepundan gunung api sebagai dinding-dinding pusat erupsi. Diinterpretasikan batuan yang tampak tersebut terbentuk dari pembekuan magma pada korok gunung api yang merupakan volcanic neck yang tersisa pada kenampakan sekarang (Agatra, 2018). Pada puncak muncul sumbat lava atau intrusi diantara dua kawah yang telah mati di puncak Lava Gunung Pakuwaja membentuk dyke dan sill. Sekilas puncak ini berupa batu besar berbentuk Mehnhir dengan ketinggian 2.412 Mdpl. Perkiraan umur pakai karbon dating K-Ar 0.09 Juta tahun yang lalu, dating menggunakan Ar-Ar Lava Gunung Pakuwaja berumur 0.13 ± 0.03 Juta tahun yang lalu. Batuan Litologi pada Kerucut Vulkanik Pakuwaja terdiri dari lava dan endapan piroklastik. Lava beijenis andesit biotit dengan karakteristik berupa warna abu-abu, tekstur porfiritik, hipokritalin, dan inequigranular, komposisi mineral terdiri dari plagioklas, kuarsa, biotit, dan piroksen. Lava tersebut hadir sebagai intrusi yang memisahkan kedua kawah di bagian puncak. Lava Gunung Pakuwaja merupakan gunung api yang terbentuk pada episode paling muda yang menempati kompleks bagian tengah dari pembentukan Kompleks Vulkanik Dieng. Berdasarkan hasil dari penentuan umur menggunakan metode Potasium Argon
{K/At), Kerucut Vulkanik Pakuwaja berumur 0,09 Juta tahun yang lalu, sedangkan berdasarkan penentuan umur dengan metode ArgonArgon (Ar/Ar) Lava Gunung Pakuwaja berumur 0,13 juta tahun yang lalu. Litologi penyusun lokasi ini merupakan bagian dari Satuan Batuan Gunung Api Dieng bagian atas. Struktur Geologi Secara struktur geologi regional pembentukan Lava Gunung Pakuwaja dikontrol oleh struktur yang berarah Barat Laut-Tenggara. Bentang Alam Lava Gunung Pakuwaja merupakan gunung api yang berada pada Kompleks Vulkanik Dieng dengan beberapa kali proses erupsi. Dalam Lava Gunung Pakuwaja ini terdiri dari beberapa fitur geologi berupa Kerucut Vulkanik Pakuwaja, Sisa Kawah Pakuwaja, Lava Pakuwaja, dan Kawah Aktif Pakuwaja.
Lava Gunung Pakuwaja ini memiliki nilai tinggi dari himpunan aspek bentang alam, ranah batuan, proses internal dan ekstemal, dan tektonik, berupa bukti pembentukan kawah sebagai hasil dari peristiwa vulkanime episode ketiga pada pembentukan Kompleks Vulkanik Dieng. Lava Gunung Pakuwaja juga memiliki banyak makna di antaranya:
- dari aspek ilmiah sebagai rekaman terhadap vulkanisme episode ketiga pembentukan Kompleks Vulkanik Dieng, dan
- dari aspek estetika berupa gunung api dengan dua kawah mati pada bagian puncak, satu kawah aktif pada bagian lereng utara, dan kenampakan batuan terobosan yang menyerupai paku dibagian puncak.
Selain itu, Lava Gunung Pakuwaja juga memiliki aneka fungsi, antara lain:
- sebagai proses pembelajaran dalam memahami rekaman suatu peristiwa vulkanisme pada episode ketiga pembentukan Kompleks Vulkanik Dieng,
- sebagai potensi sumber daya panas bumi, dan
- sebagai pendukung ekologi