REKOMENDASI HASIL SIDANG
KOMISI EDUKASI DAN KONSERVASI Kongres Mata Air IX
IGIRMRANAK,WONOSOBO , JAWA TENGAH ,17 OKTOBER 2024
“Penyelamatan mata Air untuk keberlanjutan Lingkungan”
I. Pendahuluan
Sidang Komisi Edukasi dan Konservasi pada Kongres Mata Air ke IX , berfokus pada upaya penguatan pendidikan dan konservasi mata air sebagai pilar utama dalam menjaga keberlanjutan sumber daya air. Komisi ini menyadari pentingnya edukasi yang berkelanjutan bagi masyarakat dalam memahami peran dan tanggung jawab terhadap pelestarian lingkungan, khususnya mata air. Selain itu, konservasi yang tepat akan menjadi solusi jangka panjang untuk menjaga ketersediaan air bagi generasi mendatang dan keberlanjutan lingkungan hidup.
II. Tujuan
- Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya mata air melalui program pendidikan formal dan non-formal.
- Mendorong keterlibatan aktif masyarakat dalam kegiatan konservasi mata air.
- Mengembangkan kurikulum berbasis lingkungan hidup dan konservasi di sekolah-sekolah, khususnya di wilayah yang memiliki mata air.
- Memastikan implementasi praktik konservasi yang efektif di lapangan dengan dukungan kebijakan pemerintah.
- Mengintegrasikan program edukasi dan konservasi untuk memperkuat kesadaran ekologi lintas generasi.
III. Temuan Sidang Komisi Edukasi dan Konservasi
Beberapa poin utama yang dihasilkan dari diskusi di sidang ini mencakup:
- Minimnya Kesadaran dan Pemahaman Masyarakat:
Masyarakat di sekitar wilayah sumber mata air, terutama di desa-desa terpencil, masih minim pemahaman mengenai pentingnya mata air dan bagaimana konservasi berperan dalam menjaga keberlangsungannya.
- Belum Terintegrasinya Pendidikan Konservasi di Sekolah:
Pendidikan formal di sekolah-sekolah masih kurang menyentuh aspek-aspek konservasi mata air secara spesifik, terutama di wilayah yang rawan krisis air.
- Kurangnya Program Edukasi Berbasis Komunitas:
Belum banyak kegiatan atau program edukasi berbasis komunitas yang memberikan pengetahuan praktis dan teori terkait pentingnya menjaga mata air.
- Keterbatasan Sumber Daya untuk Kegiatan Konservasi:
Beberapa desa dan kelompok masyarakat menghadapi tantangan dalam mengakses sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan konservasi, seperti peralatan, bibit pohon, atau dukungan teknis.
- Potensi Wisata Edukasi sebagai Sarana Edukasi dan Konservasi:
Wisata berbasis edukasi dan konservasi mata air memiliki potensi besar, namun belum banyak dikembangkan di wilayah Jawa Tengah.
IV. Rekomendasi
Berdasarkan hasil diskusi dan analisis situasi, Komisi Edukasi dan Konservasi mengeluarkan beberapa rekomendasi untuk diimplementasikan:
1. Pengembangan Kurikulum Berbasis Konservasi:
Mengintegrasikan materi konservasi sumber daya air ke dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Program ini dapat bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan LSM lingkungan untuk memberikan pelatihan kepada guru-guru mengenai pengajaran topik ini.
2. Pendirian Pusat Edukasi Mata Air/kampung Ilmu:
Membentuk pusat edukasi dan informasi tentang mata air di desa-desa, terutama di daerah pegunungan atau wilayah yang memiliki mata air. Pusat ini akan berfungsi sebagai tempat masyarakat belajar mengenai teknik konservasi, cara menjaga kebersihan sumber air, dan pentingnya menjaga ekosistem.
3. Pelatihan dan Penyuluhan Berbasis Komunitas:
Menyelenggarakan program pelatihan dan penyuluhan bagi masyarakat, khususnya kelompok pemuda dan petani, tentang pentingnya konservasi mata air. Program ini dapat berfokus pada cara-cara mengelola air secara berkelanjutan, penghijauan, serta pemantauan kualitas dan debit air secara berkala.
4. Penghijauan dan Reboisasi di Daerah Sekitar Mata Air:
Menggalakkan gerakan penghijauan dan reboisasi dengan tanaman-tanaman endemik yang mampu menjaga keseimbangan hidrologi di sekitar mata air. Pemerintah daerah bersama dengan masyarakat lokal perlu memulai program penanaman pohon di daerah tangkapan air, bekerja sama dengan pihak swasta dan LSM.
5. Penyediaan Sumber Daya untuk Konservasi:
Pemerintah Pusat, provinsi dan kabupaten perlu mengalokasikan sumber daya, baik dalam bentuk anggaran maupun bantuan teknis, untuk mendukung kegiatan konservasi di desa-desa. Bantuan ini dapat mencakup bibit tanaman, alat ukur debit air, serta pelatihan bagi masyarakat lokal.
6.Pengembangan Program Wisata Edukasi Mata Air:
Mendorong pengembangan wisata berbasis edukasi mata air yang dapat menjadi sarana edukasi masyarakat umum mengenai pentingnya sumber daya air. Desa-desa yang memiliki mata air dapat bekerja sama dengan dinas pariwisata untuk mengembangkan program ini, yang akan memadukan unsur wisata alam dengan edukasi konservasi.
7.Kampanye Kesadaran Publik Secara Berkala:
Melakukan kampanye kesadaran publik mengenai pentingnya mata air dan konservasi secara berkala melalui media massa, media sosial, serta kegiatan di tingkat desa dan kecamatan. Kampanye ini dapat menggunakan tokoh-tokoh lokal untuk lebih mudah diterima oleh masyarakat.
8. Monitoring dan Evaluasi Program Konservasi:
Membentuk tim monitoring untuk mengevaluasi efektivitas program konservasi yang dilakukan di wilayah Jawa Tengah. Tim ini akan memastikan bahwa kegiatan penghijauan, edukasi, dan program konservasi lainnya berjalan sesuai dengan rencana, serta memberikan rekomendasi perbaikan jika diperlukan.
9. Pemberian Insentif untuk Masyarakat yang Berpartisipasi dalam Konservasi:
Memberikan insentif kepada masyarakat yang secara aktif terlibat dalam kegiatan konservasi mata air, seperti penghargaan desa pelopor konservasi, atau insentif ekonomi bagi kelompok masyarakat yang berhasil melakukan konservasi dengan baik.
10. Kolaborasi dengan Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian:
Mendorong kolaborasi dengan perguruan tinggi, BRIN/BRIDA dan lembaga penelitian lain untuk mendukung program konservasi mata air melalui riset, teknologi tepat guna, dan inovasi dalam pengelolaan sumber daya air.
V. Penutup
Rekomendasi dari Komisi Edukasi dan Konservasi ini bertujuan untuk menciptakan kesadaran dan aksi nyata dari masyarakat, pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan dalam menjaga keberlangsungan sumber daya mata air di Provinsi Jawa Tengah. Edukasi yang terintegrasi dengan program konservasi diharapkan dapat menciptakan pola pikir yang lebih berkelanjutan dan memperkuat komitmen bersama dalam melestarikan mata air untuk masa depan.
Igirmranak, 17 Oktober 2024