Sarana dan Prasarana Evakuasi Bencana Dieng

Sumber : Rencana Induk Geopark Dieng

Sesuai dengan analisis kerawanan bencana yang telah dilakukan, diketahui bahwa terdapat potensi terjadinya bencana di dalam kawasan geopark. Contoh bencana yang mengancam kawasan tersebut di antaranya adalah gunung api, tanah longsor/gerakan tanah, gempa bumi, serta kebakaran hutan

dan lahan. Untuk menanggulangi bencana tersebut telah ditentukan jalur dan ruang evakuasi existing yang tergambar seperti pada peta berikut.

Sarana dan Prasarana Evakuasi Bencana .Catatan: Sebaran Geosite Dijelaskan Lebih Lanjut pada 2.2.1. Sebaran Situs Geopark Sumber: Draft RTRW Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo Per Tahun 2023, Diolah Tim Penyusun, 2023

Di dalam draft RTRW dari kedua kabupaten, belum terdapat indikasi penambahan sarana dan prasarana evakuasi bencana. Saat ini prasarana berupa jalur evakuasi bencana telah ditentukan umumnya mengikuti jalan existing, yang terdiri dari jalan kolektor dan lokal seperti pada peta, serta dimungkinkan pada jalan lain yang tidak tergambar yaitu jalan lingkungan. Sementara itu, sarana evakuasi bencana umumnya diletakkan pada tanah-tanah lapang. Di segmen Kabupaten Banjarnegara sarana tersebut ditetapkan pada SMP 2 Pagentan, SMP 2 Wanayasa, SMP Pagentan, dan SMP Pajewaran, sekolah-sekolah tersebut memiliki lapangan atau area bangunan yang cukup luas untuk dijadikan ruang evakuasi. Pada segmen Kabupaten Wonosobo tidak dijelaskan secara spesifik lokasi-lokasi ruang evakuasi tersebut namun tentunya penetapannya telah memperhatikan aspek keamanan lingkungan.

Meskipun berdasarkan regulatif sarana dan prasarana tersebut sudah tersedia namun berdasarkan survei lapangan keberadaannya belum dapat diidentifikasi secara mudah. Hal tersebut dikarenakan masih terbatasnya rambu-rampu atau petunjuk, baik untuk arah jalur evakuasi maupun lokasi ruang evakuasi. Hal tersebut perlu untuk dioptimalkan agar lebih memudahkan masyarakat dan pengunjung geopark untuk melakukan upaya penyelamatan ketika terjadi bencana alam. Saat ini dari
sarana yang tersedia, hanya satu geosite yang berlokasi sangat dekat (dalam jangkauan radius berjalan kaki di Indonesia, yaitu kurang lebih 400-500 m) dengan ruang evakuasi, yaitu Tuk Bima Lukar (ditandai nomor 16 pada peta). Oleh karena itu, pengembangan titik kumpul pada tiap geosite khususnya yang berupa tempat wisata juga perlu dipertimbangkan untuk dapat mengelompokkan dan/atau mengontrol pengunjung geosite sebelum kemudian menuju ruang evakuasi terdekat

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *