SWOT Kondisi Kepariwisataan di wilayah Geopark Dieng

Sumber : Rencana Induk Geopark Dieng

Analisis SWOT dimaksudkan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam hal kondisi kepariwisataan dalam pengembangan Geopark Dieng. Analisis SWOT dalam hal ini dapat memberikan masukan bagi isu strategis yang terjadi saat ini. SWOT terkait dengan kondisi kepariwisataan di Kawasan Geopark Dieng dapat dilihat sebagai berikut.

SWOT Kondisi Kepariwisataan

Kekuatan (Strengths)Kelemahan (Weaknesses)
Wisata alam dan budaya serta kesejarahan yang unik.Keanekaragaman geologi (geodiversity), keanekaragaman hayati (biodiversity) dan cultural diversity.Dukungan usaha wisata (jasa makan dan minum, jasa penyedia akomodasi, jasa transportasi dan perjalanan wisata) yang cukup banyak.Event budaya tahunan yang diinisiasi masyarakat lokal & menjadi magnet kunjungan wisatawan.Terdapat aktor dan komunitas masyarakat lokal yang kuat.Dikarenakan wisata sudah muncul lebih dahulu dari pada geopark maka komunitas atau kepengelolaannya sudah lebih siap dan dimungkinkan ke depannya ketika shiftting ke status geopark bisa lebih mudah.Pariwisata telah didukung oleh keberadaan amenitas  pendukung  meskipun  masih terkonsentrasi pada titik-titik tertentu.Pelayanan dari fasilitas wisata yang perlu dioptimalkan dan representatif.Morfologi jalan yang sempit dan mengikuti topografi (naik-turun dan berkelok) turut menghambat mobilitas wisatawanTriple ticketing yang membuat wisatawan kurang nyaman.Lama tinggal wisatawan masih rendah.Saat event ada penjual-penjual yang menaikkan harga namun (meskipun memang masih laku dan tidak sampai viral sehingga dapat diasumsikan kenaikan tersebut masih dalam batas wajar), namun hal ini mengindikasikan perlunya penetapan standar harga.Terdapat gap generasi khususnya dalam hal pemikiran atau ide-ide pengembangan wisata setempat.
Peluang (Opportunities)Ancaman (Threats)
Memiliki integrasi dengan pintu masuk kedatangan internasional dari Bandara YIA.Pengembangan jalur aksesibilitas dari exit tol Batang dan arah barat melalui Banjarnegara.Menjadi salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dan menjadi bagian dari DPN Borobudur-Yogyakarta dan sekitarnya.Terdapat potensi dari perkembangan media untuk promosi.Banyaknya pemangku kepentingan kawasan, baik di level daerah hingga pusat untuk integrasi, sinkronisasi, dan koordinasi.Kendala lintas batas wilayah dan kerja sama antarwilayah             dalam            mendorong ,pengembangan kepariwisataan kawasan. Mengubah  stigma  mass  tourism  menjadi economic conservative tourism. Perkembangan media juga dapat menjadi sebuah tantangan.

Sumber: Tim Penyusun (2023)

Setelah diidentifikasi melalui observasi, survey lapangan dan sumber-sumber lainnya dapat dipahami bahwa faktor internal kawasan perencanaan saat ini memiliki beberapa kekuatan utama dalam pariwisata. Dimulai dari terdapat wisata alam, budaya, dan sejarah yang unik; terdapat keanekaragaman geologi (geodiversity), keanekaragaman hayati (biodiversity) dan cultural diversity yang tinggi; terdapat ukungan usaha wisata seperti jasa makan dan minum, jasa penyedia akomodasi, jasa transportasi dan perjalanan wisata yang cukup banyak; terdapat event budaya tahunan yang diinisiasi masyarakat lokal dan menjadi magnet kunjungan wisatawan; terdapat aktor

dan komunitas masyarakat lokal yang kuat; kesiapan komunitas atau kepengelolaannya dalam shiftting ke status geopark bisa lebih mudah; serta dukungan oleh keberadaan amenitas pendukung meskipun masih terkonsentrasi pada titik-titik tertentu. Meskipun demikian, Kawasan Dataran Tinggi Dieng juga tidak lepas dari kelemahan-kelemahan yang perlu untuk dihadapi seperti pelayanan dari fasilitas wisata belum optimal, sering terjadinya kemacetan lalu lintas pada event-event wisata dan musim liburan, morfologi jalan yang sempit, naik-turun dan berkelok yang menghambat mobilitas wisatawan, adanya triple ticketing yang membuat wisatawan kurang nyaman, lama tinggal wisatawan masih rendah, belum adanya penetapan standar harga, dan terdapat gap generasi khususnya dalam hal pemikiran atau ide-ide pengembangan wisata setempat.

Sementara untuk faktor eksternal diidentifikasi terdapat beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan dalam hal pengembangan seperti kawasan yang dapat diintegrasikan dengan pintu masuk kedatangan internasional dari Bandara YIA, adanya pengembangan jalur aksesibilitas dari exit tol Batang dan arah barat melalui Banjarnegara, telah menjadi salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dan menjadi bagian dari DPN Borobudur-Yogyakarta dan sekitarnya, serta potensi dari perkembangan media informasi yang dapat dimanfaatkan sebagai media promosi. Namun demikian juga terdapat ancaman yang perlu untuk diperhatikan yaitu terdapat banyak pemangku kepentingan di dalam kawasan sehingga perlu untuk integrasi, sinkronisasi, dan koordinasi; terkendala lintas batas wilayah dan kerja sama antarwilayah dalam mendorong ,pengembangan kepariwisataan kawasan; perlu untuk mengubah stigma mass tourism menjadi economic conservative tourism; serta adanya perkembangan media juga dapat menjadi sebuah tantangan tersendiri untuk BP Geopark Dieng nantinya.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *